Sembilan Sektor Paling Parah Kena Dampak, No.2 Rugi hingga USD812 Juta
IDXChannel – Mewabahnya pandemi virus korona (Covid-19) sangat berdampak pada perekonomian Indonesia dan juga mengubah cara kebiasaan masyarakat dalam hal bekerja, belajar, memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan berinteraksi.
Seiring Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sejumlah sektor bisnis mulai dituntut mengembangkan model bisnis yang lebih sustainable dan lebih memanfaatkan keunggulan digital saat ini.
Dikutip berbagai sumber, adapun beberapa sektor bisnis terdampak cukup dalam bahkan merugi akibat pandemic Covid-19 yakni:
1. Hotel dan Pariwisata :
Pariwisata dan perhotelan merupakan sektor yang paling terpukul akibat adanya pandemi Covid-19. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, pandemi ini telah menyebabkan lebih dari 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup.
.
Akibat penutupan tersebut, potensi hilang pendapatan selama Januari hingga April 2020 sebesar Rp 70 triliun, di mana untuk sektor hotel sekitar Rp 30 triliun dan restoran Rp 40 triliun.
2. Penerbangan :
Industri penerbangan jadi salah satu sektor yang terdampak akibat pandemi virus corona. Indonesia menutup pintu bagi wisatawan asing, dilanjutkan larangan mudik yang dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020.
Penurunan penumpang dan kerugian yang dialami maskapai penerbangan di Indonesia. Dari Januari-April 2020 di empat bandara besar di Indonesia yakni di Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya, terjadi penurunan penumpang internasional sebanyak 45 persen. Sementara untuk penumpang domestik, penurunan terjadi sebanyak 44 persen dari Januari-April 2020. Kerugian yang dialami maskapai penerbangan dari empat bandara besar tersebut, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018 mencapai sekitar USD812 juta.
Sementara khusus untuk market domestik dan internasional, maskapai penerbangan mengalami kerugian sekitar USD749 juta atau sekitar Rp 1 triliun untuk market nasional dan Rp1,2 triliun untuk market internasional.
3. Meeting, Incentives, Conferences, Exhibitions (MICE) :
Industri Meetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE) diprediksi akan merugi hingga Rp 7 triliun karena terdampak oleh pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan oleh Direktur MICE Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Iyung Maruroh.
Berdasarkan data dari Indonesia Event Industry Council (Ivendo), potensi kerugian sektor MICE akibat pandemi Covid-19 berkisar Rp 2,69 triliun - Rp 6,94 triliun. Ia menyebut, data tersebut mencatat sekitar 96,43 persen acara di 17 provinsi harus ditunda, dan 84,20 persen lainnya dibatalkan.
Selain kerugian materil, pandemi Covid-19 juga membuat 90.000 pekerja industri ikut terimbas. Dengan adanya pandemi, ia menghimbau pelaku usaha mulai menjajaki bisnis secara online.
4. Bar dan Resto :
Salah satu sektor yang ikut terdampak pandemi corona virus disease 2019 (covid-19) adalah bisnis restoran. Restoran, cafe, dan bar terpaksa harus menutup lapak untuk sementara waktu. Tujuannya, untuk mencegah penularan virus corona. Selain itu, social distancing dan gerakan #dirumahaja juga memaksa bisnis tersebut untuk tutup sementara waktu.
Sedangkan di Indonesia, Grup Ismaya adalah salah satu yang terdampak. Pada April 2020, grup tersebut mengumumkan telah menutup 15 merek restoran dan bar di Jakarta. Sebut saja Djournal House, Djournal Coffee, Tokyo Belly, Skye, hingga Pizza E Birra.
5. Bioskop dan Konser :
Nonton di bioskop mungkin bukan pilihan yang bijak untuk mencari hiburan di kala wabah corona saat ini. Data menunjukkan, pada Maret 2020 lalu sekitar 50% orang akan lebih sedikit melakukan entertainment activities, salah satunya bioskop.
Hal ini membuat pelaku bisnis sinema, salah satunya XXI melakukan inovasi dengan menciptakan layanan pesan-antar makanan di XXI Cafe mereka. Ini adalah langkah survival agar operasi perusahaan tak sama sekali terhenti.
6. Olahraga :
Event olahraga semua dibatalkan: olimpiade, liga sepak bola, Formula 1 hingga UFC. Bencana Covid-19 betul-betul momentum kematian industri olahraga.
7. Mal dan Ritel :
Sebelum Covid-19, mal telah beralih fungsi bukan lagi sebagai tempat belanja, tapi menjadi leisure dan culinary destination. Akibat wabah kini sebagian besar, mal hanya membuka gerai untuk grocery dan essential goods.
8. Consumer Electronic :
Consumer electronics bukan merupakan kebutuhan esensial bagi masyarakat sehingga di tengah krisis Covid-19, termasuk yang pertama diabaikan oleh konsumen.
Tak heran jika nilai pasar sektor ini turun lebih dari 25%. Perubahan perilaku konsumen yang lebih fokus pada kebersihan dan kesehatan ditangkap oleh pelaku industri ini dengan menciptakan inovasi produk baru. Sharp dan Xiaomi sudah lebih dulu memasuki pasar dengan meluncurkan air purifier.
9. Otomotif :
Industri otomotif menjadi salah satu lini bisnis yang terdampak pandemi virus Corona Covid-19 di Indonesia. Bahkan, penjualan kendaraan di Tanah Air, mengalami penurunan yang signifikan bahkan berdampak pada Industri Kecil.
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin mengatakan, apabila Honda dan Yamaha berhenti produksi, potensi kerugian sekitar Rp 2 miliar untuk IKM anggota APEK (Asosiasi Pengusaha Engineering Karawang).
Salah satu IKM yang bersiap mengantisipasi dampak dari penyebaran COVID-19 yakni PT Gading Toolsindo, di mana mereka memprediksi bahwa jika terjadi lockdown selama dua minggu pada waktu lalau, maka usaha mereka akan mengalami kerugian Rp 570 juta. Sedangkan, jika lockdown terjadi selama satu bulan, maka kerugian yang dialami mencapai Rp 1,3 miliar dengan beban bunga kredit Rp 480 juta. (*)